GP Ansor Gelar Halaqoh dan Lokakarya untuk Kiai Muda

 Jakarta, NU Online Gerakan Pemuda Ansor akan menggelar halaqoh dan lokakarya untuk kiai muda, Kamis hingga Jumat atau tanggl 29-30 Desember 2011 di Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Acara bertajuk Memahami Aswaja an-Nahdliyah ini dilaksanakan oleh panitia bersama Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Pengurus Wilayah Ansor Jawa Timur dan Pengurus Cabang Ansor Jombang. Acara berbentuk lokakarya dan bahtsul masail keagamaan ini direncakan akan dihadiri 500 peserta. Mereka adalah aktivis NU, pengasuh pesantren, kiai muda. “Ini wadah silaturahim para kader NU di Jawa Timur,” kata H Abdul Latif Malik. Ketua Bidang Pemikiran dan Kajiaan Keislaman PP GP Ansor Dr. Abd. Ghofur Maimun Zubair menjelaskan, halaqoh dilatarbelakangi oleh fenomena generasi muda sebagai elemen bangsa berada dalam alternatif pilihan yang konfrontatif. “Di satu sisi, ada yang mulai terpengaruh dengan gerakan religius neo-konserfatif yang tercermin pada new-salafi, sementara itu, banyak pula yang terjebak kepada pragmatisme hedonis sehingga tiada lagi waktu bagi mereka untuk berpikir tentang tantangan kebudayaan dan kebangsaan kedepan. Pada titik inilah, Nahdlatul Ulama, sebagai salah satu bagian yang turut serta membidani lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya Gerakan Pemuda Ansor, sebagai pemegang estafet organisasi NU ke depan, dituntut perannya untuk mampu memberikan solusi pemikirannya atas situasi kebangsaan terkini,” jelasnya. Acara akan menghadirkan pembicara dari latar belakang yang berbeda-beda, dari mulai ahli fiqih seperti Dr. KH Malaik Madani hingga budayawa seperti Acep Zamzam Noor, dari mulai aktivis organisasi seperti H As’ad Said Ali hingga aktivsi sosial Alissa Wahid. Dalam sesi bahtsul masail beberapa pertanyaan tentang Islam dan negara, tentang masjid dan lain-lain sudah dipersiapkan. “Bagaimana hukumnya apabila dilakukan proses nazlul imam (impeachment) terhadap pemimpin tersebut?” demikian salah satu pertanyaan yang akan diajukan dalam bahtsul masail. Ghofur Maimun Zuber menjelaskan, pertanyaan seperti itu muncul dilatarbelakangi oleh realita pemimpin yang pada saat menjabat tidak amanah. Baik ditingkat kepala desa hingga presiden. “Misalnya, mereka tidak bisa mensejahterakan dan menerapkan keadilan bagi rakyatnya. Kemiskinan tinggi, penganguran meningkat, keamanan dan perlindungan kepada rakyat tidak terjamin,” pungkas Ghofur yang alumni al-Azhar, Kaior. Penulis: Hamzah Sahal

“Gandrung Bersholawat” meriahkan Tahun Baru Islam

Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor, IPNU, Fatayat NU dan IPPNU Kecamatan Gandrungmangu akan menggelar Kegiatan “Gandrung Bershalawat” pada Sabtu, 17 Desember 2011 mulai pukul 19.00 di Halaman Masjid Al Ikhlas Gandrungmanis. Menurut Mualim, ketua Panitia, Kegiatan ini merupakan rangkaian Peringatan Hari Besar Islam Tahun Baru 1433 Hijriyyah. Diselenggarakan oleh PAC Badan Otonom NU Gandrungmangu dikandung maksud agar seluruh komponen muda Nahdlatul Ulama terlibat aktif sekaligus menjukkan kebersamaan yang kuat dalam konteks pelaksanaan kegiatan organisasi NU. Kegiatan dengan tema “Menapak Hari Esok Yang Maslahah dan Bermartabat” ini akan dihadiri oleh Habib Umar bin Ahmad Bafaqih dari Purwokerto sebagai Imam sekaligus Penceramah. Kegiatan Gandrung Bershalawat juga didukung oleh Majelis Rotib dan Maulid Hubabul Mustofa Gandrungmanis. Lebih lanjut, Muallim mengatakan bahwa “Gandrung Bershalawat” memiliki makna ajakan kepada umat Islam, khususnya warga Nahdlatu Ulama, untuk “lebih menyukai bacaan Shalawat” untuk Nabi Muhammad SAW. Gandrung sendiri bermakna “suka”, “cinta”, “sayang”. “Inilah bukti bahwa Kita Mencintai Nabi. Dengan bershalawat, kita bisa mengasah kepekaan diri untuk mencintai Nabi, merasa dekat dengan Nabi, dan Shalawat sendiri merupakan ajaran Islam yang harus dilestarikan”,” katanya. Kepada umat Islam di wilayah Gandrungmangu, Muallim sangat berharap untuk bisa menghadiri kegiatan ini. Sementara itu, Ketua MWC NU Gandrungmangu, KH. Tabingan Shidiq menyatakan mendukung sepenuhnya keterlibatan aktifis Badan Otonom NU di Gandrungmangu. “Ini bukan kegiatan pertama kali diselenggarakan. Para Pengurus Badan Otonom NU di Gandrungmangu sudah terbiasa dengan Gotongroyong menyelenggarakan kegiatan,” katanya. Dia juga berharap, para pengurus MWCNU dan Ranting NU se Gandrungmangu bisa hadir dalam kegiatan “Gandrung Bershalawat” ini.

Gusdurian Ngapak bukan forum politik praktis lho..

NgapakNEWS – Memperingati satu Suro beberapa waktu lalu, Gusdurian Ngapak Kebumen mengadakan acara sarasehan. Tema sarasehan: “Memaknai Satu Syuro untuk Indonesia yang Damai”. Acara dilaksanakan di Aula SMP Pius Bhakti Utama, Jl. Pahlawan Kebumen, 27 November 2011, pukul 19.00-23.00 WIB.

Hadir dalam acara tersebut adalah para Gusdurian dari Kebumen dan sekitarnya. Mereka adalah para  tokoh agama, aktivis berbagai organisasi masyarakat sipil serta warga Kebumen. Jumlahnya sekitar 60an orang.

Di awal acara, koordinator Forum Gusdurian Ngapak, Akhmad Murtajib menyampaikan sambutannya. Pertama-tama kang Tajib, demikian beliau biasa dipanggil, memberikan penjelasan tentang Forum Gusdurian Ngapak. Penjelasan disampaikan karena ternyata masih ada pihak-pihak yang “curiga” dengan forum Gusdurian. Kecurigaan karena forum ini dianggap sebagai sama dengan forum politik praktis.

“Gusdurian Ngapak itu bukan forum politik praktis lho. Ia  tidak ada hubungannya dengan partai politik,” kata kang Tajib. Gusdurian adalah komunitas yang didalamnya adalah orang-orang dengan latar belakang agama dan disiplin ilmu, serta berbeda-beda aktivitasnya. Yang menyamakan mereka adalah, bahwa mereka itu mencintai pemikiran serta berusaha untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur.

Lebih lanjut, Kang Tajib menceritakan bahwa Gusdurian itu ada dimana tempat di seantero Indonesia, bahkan juga luar negeri. Untuk di Kebumen dan sekitarnya, kita beri nama Gusdurian Ngapak. Jadi, Gusdurian Ngapak itu adalah forumnya warga ngapak atau warga yang tinggal di daerah berbahasa ngapak. “Tapi sajane siapapun bisa bergabung di forum ini meskipun tidak ngapak,” imbuhnya.

Selesai sambutan, acara dilanjutkan sarasehan dengan narasumber  berbagai tokoh: Pendeta Tanaya (GKI Kebumen), Romo Sumanto (Roko Katolik dari Gereja Paroki St. Yohanes Maria Vianney), Sukirman (aliran kepercayaan), Agus Hasan (Aktivis Muhammadiyah), Kholid Anwar (Aktivis NU), dan Akhmad Suaedy (The Wahid Institut Jakarta).

Sarasehan dipandu oleh Marifun Arif SAg, aktivis muda NU Kebumen.

MAN Demak Santuni Yatim Piatu

Demak, NU Online
Bulan Muharram atau Assyuro bisa dibilang bulan berkah bagi anak yatim piatu karena pada bulan ini merupakan bulan dimana para aghniyak/dermawan/lembaga sosial memberikan sebagian hartanya pada anak yatim piatu. Tak ketinggalan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Demak pada hari ini (Jum’at 9/12) juga menyelenggarakan santunan terhadap yatim piatu di Musholla Komplek kampus MAN Demak Jl. Diponegoro, Jogoloyo Wonosalam Demak.

Menurut panitia pelaksana/ketua OSIS  M. Syafiq pelaksanaan acara yang dipandegani pengurus OSIS tersebut berhasil mengumpulkan sejumlah dana yang bersumber dari kas, siswa dan dewan guru di lingkungan MAN Demak.

Dana yang terkumpul digunakan untuk menyantuni sebanyak 60 anak yatim piatu. “Alhamdulillah dana yang kami kumpulkan mampu menyantuni anak yatim sebanyak 60 anak, mereka juga kita hibur biar pada seneng,” kata Syafiq.

Dalam sambutannya kepala sekolah H Mohammad Sholeh menyampaikan kegiatan santunan merupakan ajaran Rasulullah SAW dengan nilai sosial yang sangat tinggi dalam kepedulian terhadap sesama. Santunan ini juga dimaksudkan untuk melatih siswa siswi agar dapat mensyukuri nikmat Allah SWT serta memupuk rasa simpati dan empati terhadap sesama.

“Dengan santunan ini agar anak anak bisa mengambil pelajaran yang positif dan menerapkan di kemudian hari dalam kehidupan antar sesama,” katanya.

Sholeh menambahkan, kegiatan sosial perlu ditanamkan sejak dini terhadap anak didik agar mampu mencetak dan menerapkan karakter kehidupan pada anak diusia yang masih muda.

Menurutnya, hanya dengan keterbiasaan yang positif yang diterima anak anak seusia pelajar maka karakter anak bangsa akan terwujud dengan baik.

“Kegiatan yang positif sesuai anjuran agama akan membawa akhlaq dan karakter anak bisa terbentuk,” tambahnya.

Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : A. Shiddiq Sugiarto

Bantu Korban Kebakaran, Banser Kerahkan 50 Personil

KEBUMEN(gp-ansor.org)  – Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Kebumen mengerahkan 50 personilnya untuk membantu korban kebakaran di Desa Kebadongan, Kecamatan Klirong, Kebumen, Jumat (2/12). Dipimpin oleh Komandan Satkorcab Banser Kebumen Juni Awaludin, sekitar 50 personil tenaga inti Gerakan Pemuda Ansor tersebut membersihkan puing-puing bangunan di lokasi kebakaran.
“Bakti sosial ini sebagai bentuk kepedulian Banser Kebumen terhadap warga yang tertimpa musibah,” ujar Juni Awaludin kepada suaramerdeka.com di sela-sela kegiatan.
Saat kerja bakti yang dimulai pagi tadi itu, secara bergotong royong para personil Banser juga mengevakuasi empat sepeda motor yang terbakar dengan menggunakan mobil inventaris Banser. Selain itu, mereka juga mengamankan barang-barang di komplek ruko yang terbakar.
“Saya mengapresiasi kepada para personil yang terlibat dalam kegiatan ini. Sebab dengan waktu singkat mereka dapat digerakkan,” imbuh Juni Awaludin didampingi sesepuh Banser Kebumen M Sudjangi.
Juni menambahkan, selain kegiatan rutin seperti melaksanakan pengamanan peringatan hari besar Islam, dalam rangka siaga bencana banjir maupun tanah longsor Banser juga menyiagakan Tim SAR. Sebanyak 200 personil Banser yang tersebar di 26 Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Untuk meningkatkan kemampuan para personilnya, pihaknya terus menggelar pelatihan. Salah satunya Oktober lalu pihaknya bekerjasama dengan Satkorcab Banser Kabupaten Purworejo menggelar Diklatsar yang diikuti 340 peserta.
sumber : suaramerdeka.com